Gerhana Di Gajahmungkur (Wiro Sableng 212)
Buku 101 : Gerhana di Gajahmungkur
Karya : Bastian Tito
Tokoh :
- Wiro Sableng
- Datuk Tinggi Raja Di Langit aka Jagal Iblis Makam Setan
- Bidadari Angin Timur
- Ratu Duyung
- Mangkutani aka Ki Juru Tenung
- Anggini
- Si Pengiring Mayat Muka Merah
- Si Pengiring Mayat Muka Hitam
- Sutan Alam Rajo Di Bumi
- Dewa Sedih
- Dewa Ketawa
- Sinto Gendeng
- Dewa Tuak
- Kakek Segala Tahu
- Iblis Putih Ratu Pesolek
- Nyanyuk Amber
- Bululani aka Iblis Pemalu
- Andamsuri aka Si Cadar Kuning
- Sabai Nan Rancak
- Naga Kuning
- Puti Andini
- Panji
- Raja Tuo Datuk Paduko Intan
- Bujang Gila Tapak Sakti
- Suka Sure Jelantik
- Hantu Balak Anam
Outline :
- Di tengah perjalanan menuju tepi barat Telaga Gajahmungkur, Wiro Sableng disergap oleh Jagal Iblis Makam Setan yang berniat menuntut balas.
- Bidadari Angin Timur menunggu lama di tempat perjanjian tapi Wiro Sableng ataupun Si Cadar Kuning tak kunjung datang. Yang datang justru Ratu Duyung, mereka berdua terlibat adu mulut sebentar namun sang Ratu bisa menahan diri kemudian pergi lagi mencari Wiro.
- Datuk Lembah Akhirat dan Ki Juru Tenung berbicara serius perihal rencana akhir untuk menghabisi seluruh tokoh golongan putih yang sudah berada di Lembah Akhirat.
- Jagal Iblis Makam Setan datang menghadap Datuk Lembah Akhirat dengan membawa tubuh Wiro Sableng yang dalam keadaan tertotok.
- Tak lama kemudian, Si Pengiring Mayat Muka merah datang menghadap sang Datuk dengan membawa dua perempuan, salah satu diantaranya adalah Anggini.
- Ki Juru Tenung yang sebenernya adalah seorang nenek-nenek hendak memperkosa Anggini, namun tertahan karena terdengar bunyi suitan tanda bahaya di luar.
- Datuk Lembah Akhirat, Ku Juru Tenung, dan Si Pengiring Mayat Muka Merah langsung menuju ke ruang bawah tanah tempat penyimpanan senjata rahasia, ternyata tempat itu telah dibobol orang.
- Malam penyerbuan akhirnya tiba, Datuk Lembah Akhirat beserta selusin para pengawalnya, ditambah Dewa Sedih, Dewa Ketawa, Sika Sure Jelantik, Jagal Iblis Makam Setan, Sutan Alam Rajo Di Bumi, Hantu Balak Anam, Si Pengiring Mayat Muka Merah dan Hitam menuju tepi barat Telaga Gajahmungkur.
- Di tepi Barat Telaga Gajahmungkur, para tokoh golongan putih sudah berkumpul, diantaranya ada Sinto Gendeng, Dewa Tuak, Iblis Putih Ratu Pesolek, Kakek Segala Tahu, Setan Ngompol, Iblis Pemalu, Si Cadar Kuning, Puti Andini, Panji, Raja Tuo Datuk Paduko Intan, hingga Nyanyuk Amber.
- Di tengah perjalanan, rombongan Datuk Lembah Akhirat bertemu wanita gendut yang sebenarnya adalah Bujang Gila Tapak Sakti yang menyamar bertujuan mencuri Sarung Tangan Penyedot Batin milik sang Datuk.
- Bidadari Angin Timur tiba di tepi barat dan bergabung dengan para tokoh golongan putih, tak lama kemudian Ratu Duyung pun datang dan memberitahu soal Wiro Sableng dan Bujang Gila yang ditawan oleh rombongan Datuk Lembah Akhirat.
- Gerhana matahari muncul di Telaga Gajahmungkur, tak lama kemudian rombongan Datuk Lembah Akhirat datang dan langsung mengurung para tokoh golongan putih.
- Si Pengiring Mayat Muka Hitam jadi yang pertama menyerang disusul Si Pengiring Mayat Muka Merah. Naga Kuning, Sabai Nan Rancak, Dewa Tuak, dan Bululani merespon serangan mereka.
- Jagal Iblis Makam Setan menyerbu Tua Gila yang sedang memeluk Sabai Nan Rancak, Hantu Bala Anam ikut masuk ke pertempuran tapi justru untuk membantu nenek Sabai dari serangan Jagal Iblis.
- Sutan Alam Rajo Di Bumi dan Sika Sure Jelantik yang coba mengkhianati Datuk Lembah Akhirat akhirnya dibunuh.
- Bidadari Angin Timur dan Andamsuri berhasil menolong Wiro Sableng dan Bujang Gila Tapak Sakti yang terikat.
- Utusan Dari Akhirat menyerang Andansuri dan Bujang Gila Tapak Sakti yang belum siap, untunglah Ratu Duyung berhasil mencegahnya.
- Panji seorang diri pergi menuju ke Lembah Akhirat untuk menolong Anggini yang disekap. Dewa Tuak dan Iblis Putih Ratu Pesolek juga berniat pergi tapi Datuk Lembah Akhirat lebih dulu mencegatnya.
- Sinto Gendeng dan Kakek Segala Tahu, dan Tua Gila ikut membantu Dewa Tuak menyerbu Datuk Lembah Akhirat.
- Kakek Segala Tahu dan Sinto Gendeng memutuskan untuk membantu Puti Andini, Bidadari Angin Timur, Ratu Duyung, dan Andamsuri yang sedang berusaha menyembuhkan Wiro Sableng dengan Pedang Naga Suci 212, namun Jagal Iblis Makam Setan datang mengganggu.
- Datuk Lembah Akhirat masih sibuk dikeroyok oleh Tua Gila, Dewa Tuak, Bululali, Raja Tuo, Naga Kuning dan Setan Ngompol.
- Wiro Sableng yang sudah sembuh akhirnya mulai bertarung melawan Datuk Lembah Akhirat. Bujang Gila Tapak Sakti pun ikut menyerang.
- Melihat Wiro dan Bujang Gila tak berdaya, Puti Andini, Bidadari Angin Timur, Ratu Duyung, Andamsuri, Kakek Segala Tahu, Dewa Tuak, Sinto Gendeng, Tua Gila, serta Raja Tuo, ikut menyerbu Datuk Lembah Akhirat.
- Wiro Sableng memanggil harimau putih Datuk Rao Bamato Hijau untuk membunuh Datuk Lemba Akhirat.
- Sabai Nan Rancak mendekati mayat Sutan Alam Rajo Di Bumi untuk mengambil Mantel Sakti serta Mutiara Setan.
- Setelah Datuk Lembah Akhirat mati, Dewa Ketawa dan Dewa Sedih dibebaskan ikatannya, lalu rombongan bersama-sama pergi menuju Lembah Akhirat untuk melepaskan Anggini serta membunuh Ki Juru Tenung.
- Gerhana matahari telah menghilang, setelah urusan di Gajahmungkur selesai, para tokoh golongan putih pun pergi meninggalkan tempat itu.
- Anggini dan Panji memutuskan pergi bersama menuju kediaman Nyanyuk Amber di tanah Andalas. Sinto Gendeng pulang ke puncak Gunung Gede ditemani Kakek Segala Tahu. Dewa Tuak dan Puti Andini lebih memilih memencilkan diri di dua tempat terpisah di sekitar pantai Selatan.
- Andamsuri kembali kepada suaminya Raja Tuo Datuk Paduko Intan dan menetap di puncak gunung Merapi. Sabai Nan Rancak dan Tua Gila memutuskan akan hidup bersama di puncak Gunung Kerinci. Bululani pergi ke gunung Kidul untuk mencari Bululawang. Bujang Gila Tapak Sakti kebagian tugas mencari Hantu Balak Anam yang ditubuhnya tersimpan kalung sakti milik Sabai Nan Rancak. Dan terakhir Naga Kuning dan Setan Ngompol diam-diam mengikuti Wiro Sableng, Bidadari Angin Timur dan Ratu Duyung yang mengarah ke timur.
Komentar
Posting Komentar