Utusan Dari Akhirat (Wiro Sableng 212)
Buku 96 : Utusan Dari Akhirat
Karya : Bastian Tito
Tokoh :
- Layang Kemitir aka Utusan Dari Akhirat
- Si Muka Bangkai
- Iblis Pemalu
- Sabai Nan Rancak
- Sika Sure Jelantik
- Datuk Lembah Akhirat
- Si Pengiring Mayat Muka Merah
- Ratu Duyung
- Hantu Balak Anam
- Sinto Gendeng
- Wiro Sableng
- Naga Kuning
- Sultan
- Patih Ki Haryo Darmogumpito
- Juminten Sekar Wangi
- Dewa Tuak
- Iblis Putih Ratu Pesolek
- Kakek Segala Tahu
- Si Cadar Kuning
Outline :
- Seorang pemuda bernama Layang Kemitir bertemu seorang kakek yang mengaku sebagai roh dari Si Muka Bangkai.
- Si Muka Bangkai mewariskan Kitab Matahari kepada Layang Kemitir yang sekarang diberi gelar Utusan Dari Akhirat.
- Si Muka Bangkai memberi tugas kepada Utusan Dari Akhirat untuk membunuh Tua Gila, Wiro Sableng serta Bujang Gila Tapak Sakti.
- Setelah Roh Si Muka Bangkai menghilang, Utusan Dari Akhirat mulai membaca isi Kitab Matahari.
- Sabai Nan Rancak dan Iblis Pemalu akhirnya sampai di Pulau Jawa, kemudian mereka berpisah menempuh jalan masing-masing.
- Sika Sure Jelantik yang dibujuk oleh Pengiring Mayat Muka Merah akhirnya telah sampai di Lembah Akhirat dan langsung bertemu dengan pemimpin tertingginya, Datuk Lembah Akhirat.
- Datuk Lembah Akhirat mengobati cidera yang dialami Sika Sure Jelantik. Sebagai imbalannya, nenek Sika bersedia diberi tugas untuk membunuh Kakek Segala Tahu.
- Si Pengiring Mayat Muka Merah diberi tugas untuk menyelidiki sekaligus merekrut Jagal Iblis Makam Setan untuk bergabung dengan kelompok Lembah Akhirat.
- Ratu Duyung memberi tugas kepada anak buahnya yang bernama Aninia dan Magini untuk mengembalikan Kalung Permata Kejora kepada pemilknya yaitu Tua Gila.
- Sabai Nan Rancak berusaha merebut Kalung Permata Kejora yang akan diserahkan Ratu Duyung kepada kedua anak buahnya itu.
- Hantu Balak Anam tiba-tiba muncul menggangu jalannya pertempuran hebat antara Ratu Duyung dengan Sabai Nan Rancak.
- Ratu Duyung yang sedang kepepet diam-diam menyembunyikan Kalung Permata Kejora ke dalam tubuh Hantu Balak Anam tanpa sepengetahuannya.
- Sabai Nan Rancak bertempur melawan Ratu Duyung dan Hantu Balak Anam. Sinto Gendeng tiba-tiba muncul lalu membawa lari tubuh Ratu Duyung untuk diselamatkannya.
- Wiro Sableng tak sengaja bertemu dengan Utusan Dari Akhirat di sekitar Parangtritis yang saat itu sedang berlangsung acara taburan bunga yang diselenggarakan oleh Keraton.
- Seorang Sultan dari Keraton datang untuk menghadiri jalannya upacara taburan bunga di tengah laut, ia ditemani oleh seorang Patih bernama Ki Haryo Darmogumpito dan cucunya yang bernama Juminten Sekar Wangi, tak ketinggalan tentunya beberapa Perwira dan puluhan Pengawal.
- Naga Kuning tiba-tiba muncul dan dengan asyiknya memainkan serulingnya diatas perahu yang dinaeki oleh rombongan Sang Sultan dari Keraton.
- Patih Ki Haryo menegur Naga Kuning lalu memaksanya untuk turun dari perahu. Para Perwira dan pengawal mengeroyok Naga Kuning.
- Naga Kuning melarikan diri ke daratan dan bertemu Wiro Sableng yang sedang mendengarkan Utusan Dari Akhirat berbicara.
- Utusan Dari Akhirat membantai para pengawal yang mengejar Naga Kuning, setelah itu ia pun pergi meninggalkan Wiro Sableng dan Naga Kuning.
- Wiro Sableng dan Naga kuning yang kembali dikepung oleh puluhan pasukan Keraton langsung melarikan diri.
- Sabai Nan Rancak yang kebetulan ada di sekitar laut hendak membunuh Wiro Sableng yang sedang tak berdaya, tapi tiba-tiba ia melihat Kakek Segala Tahu yang lebih dulu menolong tubuh Wiro yang mengapung di laut.
- Dewa Tuak dan Iblis Putih Ratu Pesolek yang juga kebetulan ada disitu hendak menolong Wiro Sableng namun menghentikan niatnya karena melihat Kakek Segala Tahu sudah lebih dulu menolongnya.
- Kakek Segala Tahu melemparkan tubuh Wiro yang pingsan ke daratan lalu ditangkap oleh Utusan Dari Akhirat.
- Sabai Nan Rancak yang hendak berusaha merebut tubuh Wiro dari Utusan Dari Akhirat, malah diserang lebih dulu oleh Ratu Duyung.
- Kakek Segala Tahun dan Naga Kuning membantu Ratu Duyung dari serangan Sabai Nan Rancak.
- Si Cadar Kuning muncul lalu menasehati Sabai Nan Rancak dan memintanya datang ke Lembah Merpati tiga hari kemudian.
Komentar
Posting Komentar