Tua Gila Dari Andalas (Wiro Sableng 212)

Buku 91 : Tua Gila Dari Andalas

Karya : Bastian Tito

Tokoh :

• Sabai Nan Rancak
• Marang Tongga
• Alam Babegah
• Sidi Kumango
• Puti Andini
• Wiro Sableng
• Ratu Duyung
• Bunga
• Tua Gila Dari Andalas
• Malin Sati
• Datuk Angek Garang
• Magek Bagak Bacula Duo
• Dukun Sakti Langit Takambang
• Raja Tuo Datuk Paduko Intan
• Datuk Pangeran Raja Mudo

Ket : Ini adalah episode pertama dari rangkaian 11 episode "Tua Gila Dari Andalas" (Tua Gila dari Andalas, Asmara Darah Tua Gila, Lembah Akhirat, Pedang Naga Suci 212, Jagal Iblis Makam Setan, Utusan dari Akhirat, Liang Lahat Gajah Mungkur, Rahasia Cinta Tua Gila, Wasiat Malaikat, Dendam Dalam Titisan, dan Gerhana di Gajah Mungkur)

Outline :

• Marang Tongga, Sidi Kumango, dan Alam Babegah menghadap Sabai Nan Rancak dengan membawa sesosok mayat. Sabai marah kepada ketiga orang itu karena membawa mayat yang salah.

• Puti Andini yang baru pulang dari tanah Jawa datang menghadap Sabai Nan Rancak. Lalu menceritakan kegagalannya dalam menjalankan tugas yang diberikan padanya.

• Sabai Nan Rancak menceritakan kisah mudanya kepada Puti Andini.

• Wiro Sableng berada di istana Ratu Duyung untuk menghilangkan kutukan yang menimpa sang Ratu.

• Ketika Ratu Duyung dan Wiro sudah berada di ranjang, tiba-tiba Suci aka Dewi Bunga Mayat datang dan membawa kabur Wiro dari istana.

• Di sebuah goa yang terletak di bukit Jatianom, Bunga menceritakan kejadian yang dialami Wiro setelah mampu melepaskan kutukan yang dialami Ratu Duyung.

• Tua Gila yang baru pulang dari tanah Jawa hampir sampai di pulau kediamannnya, secara mengejutkan Sabai Nan Rancak dan teman-temannya menyergapnya.

• Tua Gila dan muridnya yang bernama Malin Sati diikat oleh Sabai di tepi pasir. Puti Andini diam-diam menolong mereka.

• Tua Gila dikurung oleh 2 lusin orang bersenjatakan tombak yang ternyata adalah prajurit kerajaan.

• Seorang putra mahkota bernama Datuk Pangeran Raja Mudo menghampiri Tua Gila. Lalu mengajaknya ke istana Sipatoka untuk diminta bantuan menyembuhkan Raja dan Permaisuri.

• Sesampainya di istana, Tua Gila langsung mengobati Raja dan Permaisuri.

• Raja Kerajaan Sipatoka, Raja Tuo Datuk Paduko Intan mengucapkan terimakasih kepada Tua Gila dan memberinya hadiah besar.

• Raja Sipatoka menceritakan kisah hidupnya kepada Tua Gila. Lalu memberikan Kalung Permata Kejora kepadanya untuk diserahkan kepada ibu mendiang istri Raja Sipatoka yang bernama Sabai Nan Rancak.

• Tua Gila pamit untuk melanjutkan perjalanannya menuju tanah Jawa. Tanpa sepengetahuannya ternyata ada sesosok tubuh yang bergelantungan di dasar perahu yang ditumpanginya.

Bersambung ke buku berikutnya, Asmara Darah Tua Gila.