Wasiat Sang Ratu (Wiro Sableng 212)
Buku 85 : Wasiat Sang Ratu
Karya : Bastian Tito
Tokoh :
- Wiro Sableng
- Ratu Duyung
- Dewa Ketawa
- Elang Setan
- Tiga Bayangan Setan
- Iblis Pemabuk
Ket : Ini adalah episode ketiga dari rangkaian 8 episode "Wasiat Iblis" (Wasiat Iblis, Wasiat Dewa, Wasiat Sang Ratu, Delapan Sabda Dewa, Muslihat Para Iblis, Muslihat Cinta Iblis, Geger di Pangandaran, dan Kiamat di Pangandaran)
Outline :
- Wiro dan Dewa Ketawa dengan akrabnya mengobrol di istana Ratu Duyung.
- Wiro mendapat hukuman cabut mata dari Ratu Duyung karena perbuatannya mengintip para dayang yang sedang mandi, Dewa Ketawa juga kena hukuman potong lidah karena dialah yang manas-manasin Wiro agar mengintip.
- Setelah hukuman berakhir dan lidah Dewa Ketawa dikembalikan lalu dipersilahkan untuk pulang, sementara Wiro yang sudah dikembalikan matanya tetap di istana tidak boleh pulang dulu.
- Bulan purnama pun tiba dan akhirnya tubuh Wiro kembali normal.
- Elang Setan dan Tiga Bayangan Setan yang disuruh kembali ke sumur batu untuk membawa kepala Wiro sebagai bukti harus kecewa karena Wiro yang dianggapnya sudah jadi mayat ternyata tidak ada.
- Elang Setan dan Tiga Bayangan Setan memutuskan pergi ke Sleman untuk menemui 2 orang yang bisa dimintai bantuan yaitu seorang bekas juru ramal Kraton asal Blambangan dan seorang bekas gembong penjahat bernama Warok Timbul Ireng.
- Elang Setan dan Tiga Bayangan Setan mencegat Puti Andini di sekitaran kali Opak lalu mengeroyoknya.
- Setelah gagal menangkap Puti Andini, kini Elang Setan dan Tiga Bayangan Setan berniat mencari Ki Ageng Unggulmulyo bekas juru rias istana yang ahli membuat topeng di Bantul.
- Ratu Duyung menceritakan asal usul Kitab Putih Wasiat Dewa kepada Wiro.
- Wiro bertemu Iblis Pemabuk yang juga bertamu ke istana Ratu Duyung, lalu Wiro pun menanyakan perihal cara membunuh Tiga Bayangan Setan yang kebal senjata dan pukulan sakti.
- Ratu Duyung menceritakan soal kutukan yang menimpa dirinya kepada Wiro. Setelah selesai mendengar cerita, Wiro pamit untuk kembali ke dunianya.
- Setelah berada di perahu, Wiro berpapasan dengan Dewa Ketawa kemudian berpisah melanjutkan urusan masing-masing.
Bersambung ke buku berikutnya Delapan Sabda Dewa.
Komentar
Posting Komentar