Muslihat Cinta Iblis (Wiro Sableng 212)


Buku 88 : Muslihat Cinta Iblis

Karya : Bastian Tito

Tokoh :
  • Wiro Sableng
  • Pangeran Matahari
  • Pandan Arum (Bidadari Angin Timur Palsu)
  • Iblis Pemabuk
  • Tiga Pengemis Dari Akhirat
  • Raja Obat Delapan Penjuru Angin
  • Makhluk Pembawa Bala
  • Iblis Putih Ratu Pesolek
  • Datuk Rao Basaluang Ameh
Ket : Ini adalah episode keenam dari rangkaian delapan episode "Wasiat Iblis" (Wasiat Iblis, Wasiat Dewa, Wasiat Sang Ratu, Delapan Sabda Dewa, Muslihat Para Iblis, Muslihat Cinta Iblis, Geger di Pangandaran, dan Kiamat di Pangandaran)

Outline :
  • Pangeran Matahari dan Pandan Arum berada di terowongan tempat Wiro dan Raja Obat mengambil Kitab Putih Wasiat Dewa, tapi karena sudah kosong maka sang Pangeran pun kecewa.
  • Masih di dalam lorong, empat orang datang tiba-tiba dihadapan Pangeran Matahari dan Pandan Arum. Salah satu dari mereka adalah Iblis Pemabuk, sisanya adalah Tiga Pengemis dari Akhirat.
  • Tiga Pengemis dari Akhirat mengeroyok Pangeran Matahari. Iblis Pemabuk mengundang Sang Pangeran untuk datang ke Pangandaran di hari kesepuluh bulan sepuluh.
  • Raja Obat Delapan Penjuru Angin sampai di kotaraja, tepatnya di sekitar kawasan makam istana.
  • Raja Obat yang pergi ke tempat pemakaman rakyat tak sengaja bertemu seorang gadis yang sedang menangis.
  • Wiro Sableng yang sedang berada di lereng Merbabu tiba-tiba disergap oleh Makhluk Pembawa Bala yang ternyata masih hidup. Iblis Putih Ratu Pesolek datang membantu Wiro.
  • Di sebuah rumah kayu, Raja Obat sedang mengobrol dengan gadis yang ditemuinya waktu di pemakaman, gadis itu mengaku bernama Andini.
  • Wiro Sableng mulai membaca Kitab Putih Wasiat Dewa sampai ke halaman terakhir lalu mempraktekkan isinya.
  • Datuk Rao Basaluang Ameh tiba-tiba muncul dan menyuruh Wiro untuk segera pergi ke Kutogede tepatnya ke sebuah rumah kayu dimana disitu Raja Obat sedang dalam bahaya besar.
  • Sesampainya di rumah kayu, Wiro mendapati Raja Obat sedang tergeletak dalam keadaan sekarat. Wiro segera menolongnya.
  • Dua prajurit kerajaan memasuki hutan jati dan bertemu Wiro, lalu mereka menemukan seorang perempuan tergantung yang ternyata Pandan Arum si Bidadari Angin Timur Palsu yang sedang menjebak Wiro.
  • Setelah Pandan Arum pergi, Wiro dihadang dua orang tak dikenal.
  • Pandan Arum yang sudah jauh meninggalkan Wiro berbalik arah dan kembali menemui Wiro. Wiro pun memberikan Kitab Putih Wasiat Dewa kepadanya.
  • Pandan Arum kembali ke puncak Merapi dan menyerahkan Kitab Putih Wasiat Dewa kepada Pangeran Matahari.
Bersambung ke buku berikutnya, "Geger di Pangandaran".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wasiat Malaikat (Wiro Sableng 212)

Utusan Dari Akhirat (Wiro Sableng 212)

Liang Lahat Gajah Mungkur (Wiro Sableng 212)